Sunday, 7 April 2013

Berkah kejujuran yang agung Imam Syafi'i

Imam Syafi'i. salah satu ulama fiqih besar yang pernah lahir di dunia ini. Kemuliaan akhlak dan tingginya budi pekerti merupakan contoh bagi umat muslim di seluruh dunia. 

Beliau amat menentang kemaksiatan. Sehingga memiliki hati dan fikiran yang bersih dan tidak tercemar oleh hal-hal yang berhubungan dengan kemaksiatan. Bahkan karena bersihnya hati dan fikiran beliau, di usia 9 tahun Imam Syafi'i sudah berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an.

Akhlak wara' beliau tidak terlepas dari didikan sang ayah, Idris Asy-Syafi'i. yang selalu memberikan makanan kepada keluarganya(termasuk Imam Syafi'i) yang jauh dari segala hal yang subhat dan haram.

Suatu ketika, Syafi'i muda sedang duduk di tepi sebuah sungai. hari yang terik dan melelahkan membuat perutnya terasa melilit karena kelaparan. Dari kejauhan ia melihat ada buah yang matang yang baru jatuh dari pohonnya mengambang di sungai. Dengan perut lapar yang sangat melilit ia mencoba mengambil buah tersebut dengan sebuah ranting pohon.

Ia pun berhasil mendapatkannya. ternyata buah tersebut adalah buah delima yang baru saja matang dan jatuh dari pohonnya. Tanpa berfikir lagi dan karena perut yang sudah begitu melilit, Syafi'i langsung melahap buah tersebut hingga tak bersisa.

Setelah perut merasa kenyang, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ya, ia merasa bahwa ia telah memakan sesuatu yang bukan hak dan miliknya. 

Dengan penuh perasaan bersalah, Syafi'i pulang ke rumah dan menemui ayahnya. Setibanya di rumah, sang ayah marah pada Syafi'i. Memang sang ayah selama ini betul-betul menjaga keluarganya untuk tidak memakan sesuatu yang bukan hak nya. 

Syafi'i : "Ayah, maafkan aku. Aku telah melanggar ajaranmu untuk tidak memakan sesuatu yang bukan hak ku."

Ayah Syafi'i :"Bagaimana bisa kau lakukan itu. Aku mengajarimu setiap hari agar engkau bisa menjauhi segala sesuatu yang memang bukan hak mu"

Syafi'i :"Tadi siang di tepi sungai aku merasakan lapar yang sangat melilit. lalu dari kejauhan aku melihat 1 buah delima yang baru matang jatuh dari pohonnya. karena rasa lapar sangat aku memakannya tanpa memikirkan apa-apa lagi"

Ayah Syafi'i : "Ketahuilah,apa yang kau makan itu kelak akan menjadi daging di tubuhmu. selama engkau belum mendapat ridho dan keikhlasan dari pemiliknya selama itu pula apa yang kau makan dan menjadi daging di tubuhmu itu tidak lah halal. Aku takut akan murka Allah. Sekarang kau pergilah dan cari pemilik buah itu. lalu kau minta ridhonya."

Syafi'i : "Baiklah ayah..Aku akan cari si pemilik buah tersebut."

Tak lama setelah mengadu pada sang ayah, Syafi'i kembali ke sungai tempat dia menemukan buah delima tadi. setapak demi setapak ia telusuri suang tersebut untuk menemukan phon delima dan juga pemiliknya. Ia berfikir bahwa phon delima tersebut letaknya pasti ada di tepi sungai.

Setelah menelusuri tepian sungai ia pun akhirnya menemukan sebuah kebun yang di dalamnya ada pohon delima. Syafi'i yakin bahwa inilah pohon delima yang dia cari. Dan langsung saja Syafi'i bergegas mencari siapa pemiliknya. hingga akhirnya ia bertemu dengan pemilik pohon delima tersebut.

Syafi'i : "Assalamu'alaikum. Kalau boleh saya tau sia pemilik pohon delima yang ada di tepi sungai itu? saya ingin bertemu dengannya"

Pemilik kebun : "Wa'alaikum salam. sayalah pemiliknya. juga pemilik kebun ini. Kalau boleh saya tau ada gerangan apa saudara ingin bertemu dengan saya?"

Syafi'i pun menjelaskan apa yang terjadi dengannya sehingga ia menemui sang pemilik kebun. dengan perasaan khawatir tidak mendapatkan keikhlasan sang pemilik, Syafi'i pun menjelaskan semuanya.

Syafi'i : "Begini, saya telah berdosa memakan apa yang bukan milik dan hak ku, yaitu sebuah delima yang tuan miliki yang kemarin siang jatuh di sungai. saya ingin menyampaikan permohonan maaf dan silahkan tuan menghukum saya. apapun akan aku lakukan asalkan tuan memafkan saya dan mengikhlaskan delima tuan yang telah saya makan"

Pemilik kebun dengan tersenyumpun memberikan jawaban.

Pemilik kebun :"Baiklah kalau begitu. saya akan ikhlaskan delima tadi dengan syarat. Apa kamu bersedia?"

Syafi'i : "Baiklah,tuan. Saya akan lakukan persyaratan dari tuan asalkan tuan mengikhlaskan milik tuan yang sudah saya makan"

pemilik kebun : "Syaratnya kamu harus bekerja di sini selama 1 bulan tanpa imbalan. sanggup?"

Syafi'i : "Baiklah,tuan. Saya akan menjalankan syarat dari tuan"

Akhirnya Syafi'i pun menjalankan persyaratan dari sang pemilik kebun. Selama sebulan ia bekerja tanpa adanya imbalan. Hingga suatu ketika sang pemilik kebun inipun kagum dengan kejujuran yang dimiliki Syafi'i.

Syafi'i :"Maaf, tuan. ini adalah hari terakhir saya bekerja di sini. Apa tuan sudah mengikhlaskan delima tuan yang sudah saya makan?"

pemilik kebun : "Belum. Saya belum mengikhlaskan delima saya yang kamu makan. kamu harus melakukan 1 hal lagi"

Syafi'i :"Baiklah tuan. Apapun akan saya lakukan asalkan tuan mau mengikhlaskan delima yang sudah saya makan"

Pemilik kebun : "Baik. Kamu harus menikahi putriku. Sebelumnya aku beritahu dulu. Anak perempuanku adalah seorang perawan yang buta,tuli dan bisu. apa kamu sanggup?"

Syafi'i pun tercengang dengan persyaratan yang diberikan. ia terdiam sejenak. sisi manusiawinya pun berbicara. batinnya berkecamuk. Ia membayangkan, bahwa dia harus menikah seorang yang tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara. 

Namun semuanya ia pasrahkan pada Allah. demi ridho sang pemilik kebun yang buah delimanya yang sudah ia makan. Syafi'i pun menyetujui untuk melaksankan syarat selanjutnya.

Syafi'i : "Baiklah,tuan. Saya akan melaksanakan syarat selanjutnya. asalkan setelah ini tuan bisa mengikhlaskan apa yang sudah saya makan"

Pamilik kebun : "Baiklah, pemuda. Sekarang kau datangi rumahku yang ada di situ. Putriku ada di dalam sana."

Syafi'i pun pergi menuju rumah yang dimaksud.

Syafi'i :"Assalamu'alaikum"

Seorang wanita pun keluar membuka pintu.

Sang wanita :"wa'alaikum salam"

Seorang wanita yang sangat cantik keluar dari rumah tersebut. dan ia pun mengaku bahwa dia lah anak pemilik kebun tersebut yang sebelumnya di katakan bahwa ia buta, tuli dan bisu.

Syafi'i : "Maaf, saya mencari putri dari tuan pemilik kebun itu."

Sang wanita : "Ya. saya adalah putri dari pemilik kebun tersebut" jawab wanita tersebut dengan lembut 

Setelah berbincang dengan wanita tersebut, Syafi'i kembali menemui sang pemilik kebun untuk menanyakan kembali putrinya yang mana yang hendak dinikahkan dengan nya. 

Syafi'i : "Tuan, saya sudah datangi rumah tuan. dan saya bertemu dengan seorang wanita di sana. Dia mengaku bahwa dia adalah putri tuan. Namun, saya ragu karena saya tidak mendapatkan seperti apa yang tuan katakan. Dia tidak buta, tidak tuli dan tidak bisu. Bahkan dia sangat cantik, tutur katanya lembut dan akhlaknya sungguh luar biasa"

Pemilik kebun : "Itulah anakku, pemuda. Yang kau temui barusan itu adalah anak perempuanku"

Syafi'i : "tapi dia tidak buta, dia juga tidak tuli dan bisu"

Pemilik kebun :"Iya. Memang anakku buta. Karena dia tidak pernah melihat sesuatu yang tidak baik. Pandangan matanya selalu terjaga. Dia hanya melihat sekitar rumahku saja dan ayat-ayat Allah. Anakku juga tuli. Karena dia tidak pernah mendengar hal-hal yang tidak baik. dia hanya mendengar apa yang di sekitar rumahku saja dan hanya mendengar lantunan ayat-ayat Allah. Anakku bisu. Karena ia tidak pernah mengucapkan sesuatu yang tidak baik. dia tidak pernah ber ghibah apalagi memfitnah orang dengan lisannya. Ia sangat menjaga lisannya. Dan lisannya juga hanya ia pakai untuk melantunkan ayat-ayat Allah."

Pemilik kebun tadi pun memberikan alasan kenapa ia mau menikahkan putrinya yang luar biasa cantik baik secara fisik maupun akhlaknya dengan Syafi'i.

Pemilik Kebun : "Aku kagum dengan kejujuran dan tingginya budi pekertimu. Engkau jauh-jauh datang dari rumahmu dengan menyusuri sungai hanya untuk meminta keikhlasanku atas buah delimaku yang jatuh dan kau makan. Engkau pemuda yang luar biasa. Aku yakin engkaupun pemuda yang bertanggung jawab. Sekarang, masih bersediakah engkau menikah dengan putriku?"

Syafi'i :"Baik,Tuan. Saya ikhlas lillahi ta'ala menikahi putri tuan"

Syafi'i akhirnya menikahi putri pemilik kebun tersebut. wanita yang di bilang buta,tuli dan bisu.


Wallahu a'lam bishowab 
















No comments:

Post a Comment