1. Fatimah Azzahra Dan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
Cinta
Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi,
dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon
saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka.
Subhanallah.
Ali terpesona pada Fatimah sejak lama,
disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan
Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn
Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun
kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi
kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali
memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal
baju besi diterima
Di
sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama.
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah
berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah
satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah
dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah
Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda
itu adalah dirimu”
2. Umar bin Abdul Aziz
Umar
bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta
pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah
mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit
akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa
kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama
dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah berkata:
"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya
kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,"
Umar
memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia
menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini.
Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, "Umar, dulu
kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?" Umar bergetar
haru, tapi ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini
rasanya lebih dalam!"
3. Rasulullah SAW dan Khadijah binti Khuwailid
Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya
datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Saw. Cintanya kepada
Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Alkisah ternyata
Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah. Saat
sahabat Khadijah, Nafisah binti Muniyah, menanyakan kesedian Nabi Saw. untuk
menikahi Khadijah, maka Beliau menjawab: “Bagaimana caranya?” Ya, seolah-olah
Beliau memang telah menantikannya sejak lama.
Setahun
setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui
Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak
menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar."
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab,
"Masih adakah orang lain setelah Khadijah?"
Kalau
saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau
tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan
Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu
hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan
istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan
luar biasa islami Rasulullah Saw. kepada Khadijah. Subhanallah
4. Rasulullah SAW dan Aisyah R.A
Jika
Rasulullah SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab,
”Aisyah”. Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab,
“cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda,
tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan.
Pesona
Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang
Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Saw. Cinta ini pula yang masih menyertai nama
Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga
Aisyah cemburu padanya.
Sedangkan
Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini.
Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan
Aisyah.”
Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi
kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan
Aisyah. Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan
panggilan kesayangan ‘Humaira’. Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih
banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-istri
5. Nabi Yusuf AS Dan Zulaikha
Cinta
Zulaikha kepada Yusuf As. konon begitu dalam hingga Zulaikha takut cintanya
kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Swt. Berikut sedikit ulasan tentang
cinta mereka
Zulaikha
adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir.
Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang
pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia.
Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu
dengannya tetapi tidak tahu namanya.
Kali
berikutnya beliau bermimpi lagi, lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai
Wazir kerajaan Mesir. Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda
tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua
pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya,
bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis
pernikahan dengan Wazir negri Mesir.
Memandang
Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati
Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau
temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya:
“Benar, ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang
sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya. Mutiara
kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.”
Perlu
diingat sejarah Mesir menyebut, Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang
kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang
demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia
percaya ia selamat bersamnya.
Demikian
masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang
dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang
dikenalinya didalam mimpi. Tampan, menarik dan menawan.
Sabda
Nabi SAW. yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya:
"Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia."
Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al
Quran pada Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51. Selepas ayat tersebut Al Quran
tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf a.s. Namun Ibn
Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata
bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah
kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat.
Juga
disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal
dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha
setelah ia menjadi isterinya, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita se¬karang ini
lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”
Zulaikha
menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita
yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin,
menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah
salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita
yang bersuami?”
Dikisahkan
bahwa Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkawinan
itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.
Demikianlah
kisah-kisah cinta yang menggugah hati saya baru-baru ini. Semoga kisah cinta
kita sekalian –saya dan anda, wahai para pembaca- seindah cinta mereka.
Wallahu a'lam bisshowab
No comments:
Post a Comment